LADA PERDU
Lada perdu memiliki produktivitas lebih tinggi dari lada rambat.
Keuntungan teknis budidaya lada perdu
Bibit tanaman mudah tersedia
Tidak memerlukan tiang rambatan
Populasi tanaman per satuan luas lahan lebih banyak
Berumur genjah (mampu berproduksi setelah usia tanam 1 tahun)
Pemeliharaan dan penen lebih mudah
Pemanenan tidak memerlukan tangga
Tidak memerlukan pemangkasan dan pengikatan sulur
Dapat ditanam sebagai tanaman sela
Memiliki nilai estetika jika ditanam di pekarangan atau di dalam pot
Bermanfaat bagi kegiatan penelitian, misal untuk persilangan atau hibridisasi
Dapat meningkatkan efisiensi penggunaan lahan
Risiko kematian tanaman akibat cekaman kekeringan relatif lebih kecil dibandingkan penanaman secara monokultur (tanpa naungan).
Mampu memberikan nilai tambah yang cukup signifikan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sub-balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat menunjukkan bahwa lada perdu dapat menghasilkan produksi rata-rata 200 g/pohon pada umur dua tahun, dan 500 g/pohon pada umur 3 tahun.
Jika lada perdu ditanam dengan jarak tanam 1 x 2 m maka lahan seluas 1 hektar dapat ditanami sampai ±4500 pohon. Dengan jumlah tanaman sebanyak ini, jika produksi lada mencapai 900kg maka dengan harga Rp. 110.000,- /kg pemasukkan yang didapat pada dua tahun pertama adalah Rp. 990.000.000,-
Pendapatan akan meningkat pada tahun ke tiga dimana produksi dapat mencapai 2.250kg atau setara dengan pendapatan Rp. 2,4 M,-.Jika kita memiliki lahan atau dak atap rumah seluas 100m2 maka kita dapat memiliki sampai 750 polybag lada yang akan memberikan tambahan pendapatan sebesar Rp. 16.500.000,- pada tahun ke dua dan Rp. 41.250.000,- mulai tahun ke tiga.
Bibit tanaman mudah tersedia
Tidak memerlukan tiang rambatan
Populasi tanaman per satuan luas lahan lebih banyak
Berumur genjah (mampu berproduksi setelah usia tanam 1 tahun)
Pemeliharaan dan penen lebih mudah
Pemanenan tidak memerlukan tangga
Tidak memerlukan pemangkasan dan pengikatan sulur
Dapat ditanam sebagai tanaman sela
Memiliki nilai estetika jika ditanam di pekarangan atau di dalam pot
Bermanfaat bagi kegiatan penelitian, misal untuk persilangan atau hibridisasi
Dapat meningkatkan efisiensi penggunaan lahan
Risiko kematian tanaman akibat cekaman kekeringan relatif lebih kecil dibandingkan penanaman secara monokultur (tanpa naungan).
Mampu memberikan nilai tambah yang cukup signifikan
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sub-balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat menunjukkan bahwa lada perdu dapat menghasilkan produksi rata-rata 200 g/pohon pada umur dua tahun, dan 500 g/pohon pada umur 3 tahun.
Jika lada perdu ditanam dengan jarak tanam 1 x 2 m maka lahan seluas 1 hektar dapat ditanami sampai ±4500 pohon. Dengan jumlah tanaman sebanyak ini, jika produksi lada mencapai 900kg maka dengan harga Rp. 110.000,- /kg pemasukkan yang didapat pada dua tahun pertama adalah Rp. 990.000.000,-
Pendapatan akan meningkat pada tahun ke tiga dimana produksi dapat mencapai 2.250kg atau setara dengan pendapatan Rp. 2,4 M,-.Jika kita memiliki lahan atau dak atap rumah seluas 100m2 maka kita dapat memiliki sampai 750 polybag lada yang akan memberikan tambahan pendapatan sebesar Rp. 16.500.000,- pada tahun ke dua dan Rp. 41.250.000,- mulai tahun ke tiga.
0 Response to "TANAMAN ALTERNATIF PENGHASIL RUPIAH"
Post a Comment